isfhaipha.blogspot.com

Kamis, 23 Mei 2013

Struktur Anatomi Kayu


 ILMU KAYU

Hubungan antara penggunaan kayu dengan struktur anatomi

1.    Serat kayu yang lebih banyak (multiseriat) misalnya pada kelompok kayu daun lebar (hardwood) menjadikan kayu lebih kuat atau keras, dengan demikian jenis kayu yang memiliki serat yang banyak maka cocok dijadikan sebagai bahan bangunan.
2.    zat  ekstraktif  memiliki  peranan dalam  kayu  karena  dapat  mempengaruhi  sifat  keawetan,  warna,  bau  dan  rasa sesuatu  jenis  kayu,  dapat  digunakan  untuk  mengenal  sesuatu  jenis  kayu,  dapat digunakan  sebagai  bahan  industri,  dapat  menyulitkan  dalam  pengerjaan  dan mengakibatkan kerusakan pada alat-alat pertukangan.  Zat  ekstraktif tersebut   bersifat  racun  hal ini yang menyebabkan  ketahanan  terhadap pelapukan kayu. Bahan-bahan ekstraktif pada kayu teras dapat memberikan sifat yang lebih awet dan keras sehingga sangat cocok untuk bahan bangunan.selain itu, zat-zat ekstraktif pada kayu juga dapat dijadikan sebagai produk kesehatan karena adanya kandungan senyawa anti karbon didalam zat ekstraktif tersebut.
3.    Kayu gubal adalah bagian kayu yang memiliki sel-sel yang masih hidup dengan pori-pori yang relative besar dibandingkan inti kayu sehingga  mudah terpengaruh oleh cuaca luar sehingga dapat mengakibatkan penyusutan yang lebih besar. Misalnya kayu yang berupa balok atau papan tidak akan mampu mempertahankan bentuk serta kekuatan kayu, dan bagian kayu gubal akan mudah terseramg rayap karena kayu gubal tidak mengandung zat ekstraktif  yang bersifat pestisida.Hal ini menjadikan bahwa bagian kayu gubal tidak terlalu baik untuk bahan bangunan.
4.    Arah serat kayu juga dapat mempengaruhi mutu atau kualitas kayu . Misalnya kayu yang memilki Arah serat yang sangat berpadu, memang pada kayu seperti  ini bisa digunakan sebagai struktur, akan tetapi kurang bagus. Sedangkan jika kayu memiliki  Arah serat yang lurus,maka  kayu tersebut merupakan kayu yang bagus digunakan dalam struktur, selain itu, kayu tersebut akan lebih kuat, juga lebih mudah dalam membuat semacam sambungan atau taki’an.
5.    Pori kayu merupakan sel yang berbentuk pembuluh dengan arah longitudinal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, pori terlihat sebagai lubang-lubang beraturan maupun tidak, ukurannya kecil maupun besar. Pori dapat dibedakan berdasarkan: ukuran pori, dan frekuensi pori.


v Ukuran pori
Luar biasa kecil (Ø < 20 mikro),Sangat kecil (Ø 20-50 mikro),Kecil (Ø 50-100 mikro), Agak kecil (Ø 100-200 mikro),Agak besar (Ø 200-300 mikro),Besar (Ø 300-400 mikro),Sangat besar (Ø > 400 mikro)
v Frekuensi pori:
 Sangat jarang (<2/mm²),Jarang (2-5/mm²),Agak jarang (6-10/ mm²),Agak banyak (11-20/ mm²),Banyak (21-40/ mm²),Sangat banyak (>40/ mm²)
Dari data di atas, dapat disimpulkan, bahwa  semakin kecil pori dan semakin kecil rekuensi pori maka tekstur kayu semakin halus, dan semakin bagus juga mutu kayunya. Pada ukuran pori yang besar sampai sangat besar dan frekuensi pori yang banyak sampai agak banyak sudah tidak bagus lagi, karena mudah rapuk.
6.    Pembuluh dapat kelihatan kosong tetapi dapat pula berisi. Isi pembuluh dapat berupa tilosis yaitu benda yang tampak dengan bantuan lup atau mikroskop seperti gelembung mengkilap yang menyumbat pembuluh. Isi pembuluh dapat pula berupa endapan yang berwarna putih, coklat, kuning atau hitam, tetapi tidak mengkilap. Dengan adanya tilosis pada pembuluh maka akan menyumbat pori-pori pada kayu, sehingga susah ditembus oleh cairan (misalnya cat), sehingga mutu kayu agak terganggu . Selain itu, dengan adanya   tilosis  dapat  pula  menguntungkan karena dapat menghambat    gerakan   patogen,   sehingga  tidak  mampu  bergerak  lebih   tinggi  untuk   merombak   jaringan   xylem  di bagian   yang lebih atas. 
7.    Pada saluran interseluler kayu akan menghasilkan getah (resin) misalnya pada agathis. Resin tersebut  timbul karena faktor luar disebut saluran traumatic, yaitu ketika pohon sayat dan ada pula yang timbul secara alami karena faktor keturunan dinamakan saluran normal. Resin tersebut dapat diolah menjadi resin bening (kopal), yang bernilai ekonomis tinggi merupakan bagian penting dalam pembuatan pelitur dan dapat digunakan dalam pembuatan minyak pelapis lantai dan kertas, pernis, dupa, cat dll
8.    Parenkima pada kayu bermacam-macam, secara garis besar susunan parenkima dapat dibagi atas dua tipe berdasarkan hubungannya dengan pembuluh, yaitu parenkim apotrakeal dan parenkim paratrakeal. Parenkima pada kayu dapat menjadikan kayu memiliki mutu yang bagus, misalnya parenkim bersayap yang memanjang menjadikan kayu mempunyai corak bergaris yang menarik sehingga cocok untuk venir atu meubel.